Dapat ditarik dalam kata-kata itu adalah bagaimana seseorang mampu hidup di zamannya. Ketika mungkin ia menjalani hidup di zaman yang keras, ketika ia memimpin di zaman yang lebih demokratis, harusnya ia mampu menyesuaikan dengan zaman dimana ia berada.
KEMITRAAN, ya saat ini, itulah yang paling ditonjolkan disini. Bagaimana anda bisa membangun relasi, membuat tali persaudaraan, menumbuhkan kepercayaan di setiap hati masyarakat, harusnya bisa diterapkan disini. Bukan zamannya lagi seorang aparat hukum bersikap anarkis saat ada unjuk rasa. Disini tugas aparat hukum adalah melindungi, melindungi pendemo maupun yang didemo. Jadi sangat tidak wajar bila perlakuan yang anarkis diterapkan dalam sistem pengamanan demo, karena harusnya pendemo adalah objek yang kita lindungi. Harusnya ada negosiasi yang adil, tanpa memihak salah satu pihak. Mempertemukan pihak yang berkepentingan untuk bicara secara diplomatis tanpa ada intervensi dari pihak manapun. Aparat hukum dipilih oleh rakyat, digaji oleh rakyat dan kepada rakyatlah kita mengabdikan diri.
Harus dibuat suatu sistem yang menjunjung tinggi HAM. Luka – luka, meninggal itulah resiko sebagai aparat penegak hukum, tapi itu juga harus diminimalisir dengan alutsista yang melumpuhkan bukan mematikan. Bekerja sesuai jobdesk dan aturan yang berlaku, melalui tahap tahap yang ditentukan, itu akan mengurangi jatuhnya korban, baik dari pihak pendemo maupun aparat.
Begitu juga disini, haram bagi kita melakukan tindak kekerasan, saatnya sama – sama saling merangkul. Membawa institusi ini ke arah World Class Academy.
Meski yang namanya culture change itu sulit, karena udah mendarah daging. Tapi mau tidak mau, kita harus ikutin tuntutan zaman. Ganbate !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar